Arus informasi yang makin terbuka dan mudah diakses membuat anak – anak mudah terekspos pada hal – hal yang sebenarnya belum saatnya mereka ketahui. Seks misalnya, apalagi jika dorongan untuk berhubungan badan diusia dini itu mendapat stimulasi dari teman – teman sebayanya. Untuk mencegah hal ini terjadi pada anak perempuan, diperlukan sebuah usaha lebih dari ayah untuk mendekatkan diri dan membantu mereka lebih pandai menjaga diri.
Rebakah Levine Coley, peneliti dari Boston Collage, menytakan, terdapat kemungkinan bahwa hubungan dekat antara ayah dan putrinya bisa membantu mencegah anak ramaja melakukan aktivitas seksual beresiko, seperti hubungan badan tanpa pengaman dengan rekan sebayanya.
Semakin penuh perhatian siayah, semakin ia mengetahui lebih banyak teman – teman anaknya, makin besar pula dampaknya terhadap kehidupan seksual sang anak. Demikian yang ditemui dalam riset terhadap 3.206 remaja usia 13-18 tahun diamerika. Meski sang ibu juga memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama, namun ketika sang ayah yang member nasihat akan member dampak 2 kali lipat.
Mengapa ayah memiliki pengaruh lebih kuat ? peran ayah juga beragam, sebagai pemberi nafkah yang tak ada dirumah ke partner ibu membesarkan anak. Pada anak – anak mereka sering kali menilai ayah sebagai ‘hukum’ dirumah. Ayahlah yang memegang kendali dirumah. Umumnya, peran ibu sebagai pengemong lebih bersifat konstan, sementara ketika siayah ada dirumah, peran dan kekuatan ibu jadi berkali – kali lipat karena ada backing-an.
Patrick Tolan, professor, psikiater dan Direktur Institute for Juvenile Research di University of Illionis di Chicago mengatakan bahwa penelitian ini masih menggaris bawahi pentingnya peran kedua orang tua secara keseluruhan untuk membantu anak berkembang optimal dan tidak melakukan aktivitas seksual yang taka man. (NBC/kompasfemale)
0 comments:
Post a Comment